Nyeri
kepala tidak memandang usia. Banyak anak muda yang jenis nyeri
kepalanya sekunder. Artinya, nyeri kepala yang dirasakan adalah
penyerta dari penyakit lain.
Spesialis
syaraf RS PHC Surabaya Dr Eny Setyarini SpS menyatakan, pola yang
terjadi adalah nyeri kepala yang menjadi gejala stroke. “Banyak
mereka yang menderita stroke padahal usia mereka baru berkepala 2.
Mereka datang dg gejala nyeri
kepala”. Paparnya.
Eny
menjelaskan, 5-10 tahun lalu penderita stroke masih berasal dari usia
40-60. namun sekarang, perubahannya lumayan drastis. Penyebabnya
tidak jauh dari gaya hidup yang meliputi pola makan. Untuk menegakkan
diagnosis, selain anamnesis (wawancara) gejala, dilakukan
pemeriksaan fisik dan tambahannya seperti CT-scan atau MRI.
Dari situlah dokter biasanya menemukan penyumbatan pembuluh darah
yang artinya adalah stroke.
Memang
banyak yang tidak menyangka bahwa nyeri kepala merupakan salah satu
gejala stroke. “Nyeri kepala yang disertai kesemutan jangan
diremehkan. Apalagi kalau sadar punya faktor risiko stroke.”
ungkapnya.
Maksud
dari faktor risiko stroke adalah seseorang sadar dia punya riwayat
kesehatan seperti hipertensi atau diabetes. Penyakit-penyakit seperti
itulah yang mengakibatkan seseorang jadi punya faktor risiko stroke.
Spesialis
saraf Siloam Hospitals dr. Sutis Nasia SpS menambahkan, nyeri kepala
sekunder bisa diatasi dengan menyembuhkan penyebabnya. Bila gigi
berlubang, segera ditambal. Kalau hipertensi, tekanan darah
dinormalkan. “Pada dasarnya, seseorang pasti sadar sakit
kepala yang dirasa itu perlu dibawa ke dokter atau tidak”.
Ucap Sutis.
Source:
Jawapos
Artikel terkait :
- Tanda-tanda Nyeri Kepala Sudah Berbahaya
- Hati-hati Virus dan Bakteri, yuk Hidup Sehat !
- Nyeri Kepala Karena Migrain dan Tension Headache Muncul SebagaiRespons Stress
No comments:
Post a Comment