Para penyebar agama islam tidak mudah menyebarkan agama islam di Jawa dengan langsung menggeser adat istiadat yang sudah mengakar didalam masyarakat, maka dengan cara dan bentuk yang sudah mengakar dimasyarakat tetap dipertahankan tetapi arah dan tujuannya diarahkan dengan bernuansa islam. Dengan cara demikian islam mudah diterima dan berkembang sangat pesat ditengah-tengah masyarakat yang masih melakukan tradisi memberikan sesaji kepada roh nenek moyang yang disebut dengan among.
TRADISI AMONG BAGI MASYARAKAT JAWA
Mengenai cerita awal munculnya tradisi among tidak diketahui secara pasti karena tradisi among sudah ada ketika kakek nenek buyut mereka masih hidup atau pada waktu nenek moyang mereka masih hidup. Jadi tradisi among dilakukan secara turun temurun dari nenek moyang.Didalam tradisi among sangat jelas terlihat ajaran hindu buda didalamnya, karena didalam tradisi among berhubungan dengan arwah/orang yang sudah meninggal. Tradisi among yaitu menyediakan makanan kesukaan saudara-saudara kita yang sudah meninggal dunia ketika datangnya hari puasa.
Sebagaian masyarakat ada yang menganggap tradisi among syirik karena memberi sesajen kepada arwah orang yang sudah meninggal dengan harapan akan mendapat berkah seperti mendapat rizki dan terhindar dari malapetaka. Tetapi berjalannya waktu tradisi among disesuaikan dengan ajaran agama islam yang tidak akan menimbulkan syirik.
Among disini adalah suatu adat jawa yang dilakukan menjelang datangnya hari puasa ramadhan, dengan cara memberi sesajen atau menyiapkan makan kesukaan saudara-saudara kita yang sudah meninggal. Sesajen inti yang harus ada yaitu menyan dan bunga. Mereka menganggap jika besok pagi puasa maka setelah sholat magrib saudara-saudara kita yang sudah meninggal pulang kerumah.
Maka dari itu tujuan dari among yaitu untuk menyambut datangnya mereka, keluarga yang masih hidup memberikan makanan kesukaan mereka sebagai bentuk penghormatan. Biasanya makanan dan minuman tersebut ditaruh diatas meja makan dan ada juga yang ditaruh ditempat tertentu yang dianggap suci. Makan tersebut dibiarkan sampai membusuk dan ada juga yang mengatakan kalau makan tersebut tidak perlu dibiarkan sampai membusuk karena mubadzir tetapi makan tersebut dibuat sahur oleh keluarganya yang besok melakukan puasa.
Disamping memberi makan dan minuman tersebut para keluarga membacakan doa-doa seperti membacakan surah yasin untuk mendoakan keluarga mereka yang sudah meninggal dengan harapan akan dilancarkannya rizki dan terhindar dari bahaya. Bagi masyarakat jawa melakukan tradisi among itu atas dorongan kepercayaan seperti roh orang yang sudah meninggal dapat menjaga kita dan lingkungan dari mara bahaya.
No comments:
Post a Comment