Di RSUD Dr Kariadi setiap bulan
terdapat 35 anak yang secara rutin mengambil obat Antiretroviral (
obat untuk infeksi HIV ). semuanya tertular HIV dari ibunya saat di
dalam kandungan. Hampir semua ibunya tidak tahu dan tidak sengaja
menularkan HIV kepada anaknya, karena pada saat hamil tidak
mengetahui kalau terinfeksi HIV.
Sebagian besar perempuan HIV positif
berada dalam usia reproduksi ( usia subur ), dan lebih dari 90% kasus
bayi yang terinfeksi HIV ditularkan melalui proes kehamilan dari ibu
ke bayi.
Hal ini dapat dicegah apabila semua ibu
hamil disarankan untuk tes HIV. Oleh karena itu, jika ibu hamil tes
HIV nya positif maka dapat langsung mendapat obat antiretroviral
(ARV, obat untuk menekan virus HIV), dan mampu mencegah penularan HIV
dari ibu ke bayi di dalam kandungan.
Banyak kalangan, termasuk tenaga
kesehatan, berpendapat bahwa semua bayi yang dilahirkan oleh ibu
dengan HIV positif pasti akan terinfeksi HIV, karena aliran darah
bayi menyatu dengan aliran darah ibu di dalam kandungan.
Ternyata, aliran darah janin dan aliran
darah ibu di plasenta (ari-ari)dipisahkan oleh berlapis-lapis
sel.memang oksigen, makanan, zat kekebalan tubuh (antibody) dan
obat-obatan dapat menembus ari-ari dan masuk ke aliran darah janin.
Akan tetapi virus HIV tidak dapat menembus ari-ari (plasenta) yang
sehat. Plasenta (ari-ari) yang sehat menjadi pelindung masuknya
bakteri, jamur, dan virus (termasuk virus HIV) dari ibu janin.
Akan tetapi, apabila ari-ari (plasenta)
mengalami peradangan, infeksi atau mengalami kerusakan, barulah
kemungkinan virus HIV menembus ari-ari dan beresiko menularkan ke
janin.
Penularan HIV dari ibu ke janindapat
terjadi pada saat persalinan (melahirkan). Kepala bayi yang cukup
besar melewati vagina ibu yang kecil, berkemungkinan menimbulkan
lecet di kulit kepala bayi. Luka lecet inilah yang memudahkan virus
HIV di darah ibu menembus kulit kepala bayi yang lecet. Terjadilah
risiko penularan HIV dari ibu ke bayi.
Apabila tidak dilakukan upaya
pencegahan, maka risiko penularan infeksi HIV dari ibu ke bayi
25-40%. Artinya hampir separo bayi yang dilahirkan dari ibu HIV
positif akan tertular infeksi HIV. Akan tetapi, jika dilakukan
intervensi berupa pencegahan penularan, maka risiko penularan akan
turun hingga 2-8% saja.
Konseling
Intervensi yang dapat dilakukan adalah:
konseling dan tes HIV kepada ibu hamil. Pemberian obat antiretroviral
(ARV) bagi semua ibu hamil dengan HIV positif. Persalinan dengan
operasi cesar dan pemberian susu pengganti ASI bagi ibu menyusui
dengan HIV positif (menghindari pemberian ASI)
Pencegahan penularan HIV pada wanita
usia produktif
langkah paling dini pencegahan
penularan HIV dari ibu ke bayi adalah dengan mencegah tertularnya HIV
pada wanita usia produktif.
Caranya: mengusahakan agar semua wanita
yang belum menikah tidak melakukan hubungan seks. Apabila sudah
menikah, diusahakan untuk melakukan hubungan hanya dengan suami.
Apabila melakukan hubungan dengan
pasangan yang berpotensi menularkan infeksi menular seksual (termasuk
infeksi HIV). Diusahakan selalu menggunakan pengaman (kondom).
Wanita usia subur yang akan menjalani
pernikahan sebaiknya disarankan untuk melakukan tes HIV. Jika
hasilnya positif dikelola lebih lanjut agar persiapan kehamilan bisa
diupayakan untuk tidak menularkan ke janinnya.
Source
: Dr. Muchlis AU Sofro,. Specialis penyakit
dalam RS. Kariadi Semarang
ini penting gan.. share yg bnyak biar yg lain pd tau
ReplyDeletenice info
Terima kasih gan Nana, moga bermanfaat
Deleteoke. thanx ojik
ReplyDeleteIzin share ya...
ReplyDeletesilahkan agan Nafis :)
Deletemanteb gan :o
ReplyDeleteinfo buat calon ibu nih.
oke gan. .bisa diinfokan ke istri.a agan besok :)
Delete